Selasa, 02 Oktober 2018

PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA




PETA PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA 
    Indonesia merupakan pertemuan antara dua wilayah biogeografi utama, yaitu Oriental dan Australia. Pemisahan fauna di Indonesia diperkenalkan oleh Alfred Russel Wallace (1854- 1913) yang memisahkan Paparan Sunda yang terdiri dari Pulau Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sumatera yang dipisahkan oleh Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Tipe flora dan fauna di Indonesia dibedakan atas tipe Indonesia bagian Barat, Indonesia bagian Tengah, dan Indonesia bagian Timur.
     
PERSEBARAN FAUNA DI INDONESIA
       
        Kata persebaran jika kita kaitkan dengan kata fauna maka kata persebaran tersebut akan memiliki arti distribusi penyebaran dari hewan yang di amati pada suatu lokasi. Dalam hal ini pengamatan persebaran dilakukan untuk mengetahui karakteristik & ciri khas (endemik) hewan juga keragaman yang tersebar di suatu daerah Indonesia.
           Menurut Wallace dan Weber, Fauna yang ada di persebaran wilayah Indonesia bagian barat memiliki ciri atau tipe seperti halnya fauna di daerah Asia sehingga disebut tipe fauna Asiatis (Asiatic). Fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian timur memiliki ciri atau tipe yang mirip dengan fauna yang hidup di Benua Australia sehingga disebut tipe fauna Australis (Australic). Fauna yang ada di wilayah Indonesia bagian tengah merupakan fauna peralihan yang ciri atau tipenya berbeda dengan fauna Asiatis maupun Australis.

1. Fauna Indonesia di Bagian Barat
Fauna dengan persebaran di bagian Indonesia Barat atau tipe asiatis mencakup wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Ciri- ciri fauna Asiatis ini adalah:

  • Mamalia ukuran besar (harimau, gajah, tapir).
  • Berbagai jenis kera.
  • Berbagai jenis ikan air tawar.
  • Sedikit burung berwarna (burung enggang),namun banyak yang bersuara merdu dengan ukuran kecil sampai sedang (burung parkit)
  • Berbagai jenis reptil.
  • Fauna endemik (badak bercula satu, burung merak, jalak bali, orang utan).

FAUNA ASIATIS 
JALAK BALI
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Ia turut dikenali sebagai Curik Ketimbang Jalak. Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali dan merupakan hewan endemik Indonesia. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali.
JALAK BALI 
Ciri-ciri morfologis jalak bali adalah sebagai berikut:

  • Bulunya 90% berwarna putih bersih, pada ujung bulu sayap dan bulu ekornya ditemukan warna hitam lebarnya 25 mm.
  • Pelupuk matanya berwarna biru tua mengelilingi bola mata, paruh runcing dengan panjang 2–3 cm, di bagian ujungnya berwarna kuning kecoklatan, rahangnya berwarna abu-abu kehitaman.
  • Burung jantan bentuknya lebih indah, mempunyai jambul di kepalanya dengan beberapa helai bulu berwarna putih bersih.
  • Panjang dari ujung paruh sampai ujung ekor kurang lebih 25 cm, panjang paruh 3 cm, panjang kepala 5 cm, panjang leher 2 cm, panjang sayap 13 cm, panjang ekor 6 cm, dengan warna kehitaman di ujungnya sepanjang 2 cm dan panjang kaki (tidak termasuk paha) 4 cm.
  • Berat badan 107,75 gram, jumlah bulu sayap 11-12 helai dan jumlah bulu ekor 17-18 helai.

            Jalak bali menyukai habitat hutan mangrove, hutan rawa, hutan musim dataran rendah dan daerah savana. Penyebaran jalak bali secara alami hanya terdapat di Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Selain itu, penyebaran jalak bali terdapat di daerah Tegal Bunder, Lampu Merah, Batu Gondang, Prapat Agung, Batu Licin, dan Teluk Brumbun.
               Populasi jalak bali di habitat alaminya yaitu di Taman Nasional Bali Barat selalu mengalami penurunan. Diketahui pada tahun 1984 jumlah jalak bali diperkirakan 125-180 ekor. Pada tahun 1988 jumlah jalak bali sekitar 37 ekor dan 12-18 ekor pada tahun 1990. Pada tahun 1998 didapatkan 10-14 ekor serta diperkirakan semuanya adalah jantan[6]. Data terakhir yang dikumpulkan oleh PEH Bali Barat pada tahun 2006 hanya ditemukan 6 ekor [7].

2. Fauna Indonesia Tengah atau Tipe Peralihan
Fauna dengan persebaran di bagian Indonesia Tengah merupakan tipe peralihan atau Austral Asiatic. Wilayah fauna Indonesia Tengah di sebut pula wilayah fauna kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Maluku, Timor, & Nusa Tenggara serta sejumlah pulau kecil di sekitar pulau-pulau indonesia tersebut.
Ciri- ciri fauna Peralihan ini adalah:
  • Satwa endemik
  • Tidak berbulu
  • Burung khas
  • Hewan langka
FAUNA PERALIHAN

KOMODO
       Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo (Varanus komodoensis), adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Komodo termasuk anggota famili biawak Varanidae, dan klad Toxicofera. Komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 m.
           
KOMODO
             Di alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki berat sekitar 70 kilogram, namun komodo yang dipelihara di penangkaran sering memiliki bobot tubuh yang lebih besar. Spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang sebesar 3.13 meter dan berat sekitar 166 kilogram, termasuk berat makanan yang belum dicerna di dalam perutnya. Meski komodo tercatat sebagai kadal terbesar yang masih hidup, namun bukan yang terpanjang. Reputasi ini dipegang oleh biawak Papua (Varanus salvadorii).
3. Fauna Indonesia di Bagian Timur Indonesia
Fauna dengan persebaran di bagian Timur Indonesia atau disebut tipe australic tersebar di wilayah Papua, Halmahera, dan Kepulauan Aru.
Ciri- ciri fauna Australis ini adalah:

  • Terdapat binatang berkantung (kanguru).
  • Mamalia berukuran kecil (wallaby, possum).
  • Ikan air tawar dalam jumlah yang sedikit.
  • Banyak jenis burung yang berbulu indah atau memiliki beragam warna (cendrawasih).
  • Kadal salamander.
  • Fauna endemik (cendrawasih, kasuari).

FAUNA AUSTRALIS

CENDRAWASIH
        Burung-burung Cenderawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, dan Australia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung Cenderawasih mulai dari Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cenderawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cenderawasih manukod jambul-bergulung pada 430 gram.
               
CENDRAWASIH
                    Di Indonesia sendiri, beberapa jenis cenderawasih diantaranya cendrawasih kuning kecil, cendrawasih botak, cendrawasih raja, cendrawasih merah, dan toowa telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999. Pemanfaatan bulu burung cenderawasih masih diperbolehkan hanya untuk kepentingan masyarakat lokal dalam menghiasi pakaian adat mereka. Itu pun tentu tidak secara berlebihan dan untungnya masyarakat Papua memiliki kearifan lokal dan adat untuk turut menjaga kelestarian burung ini.

PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA
           
BUNGA RAFLESIA ARNOLDI 

         Flora mempunyai keanekaragaman sesuai dengan asal daerahnya masing- masing. Meski asal negara adalah Indonesia, namun bukan untuk asal daerahnya. Hal ini karena Indonesia sendiri dibagi menjadi beberapa wilayah.
Faktor yang mempengaruhi persebaran flora di Indonesia:
1. Faktor klimatik (iklim)
Faktor iklim menjadi faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran flora di Indonesia.
a. Suhu setiap jenis spesies mempunyai persyaratan hidup sesuai tingkat kemampuan hidupnya. Contohnya flora di kawasan kutub mempunyai tingkat ketahanan tinggi terhadap perbedaan suhu yang ekstrem, berbeda dengan jenis flora di kawasan tropis. Wilayah yang kondisi suhunya tidak terlalu ekstrem merupakan tempat optimal bagi perkembangan sebagian besar organisme.

b. Kelembaban udara berdasarkan tingkat kelembaban jenis tumbuhan diklasifikasikan dalam empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut:
  • florafaunageoXerophyta: tumbuhan yang tahan pada kelembaban udara rendah seperti kaktus.
  • Hydrophyta merupakan tumbuhan yang tahanpada lingkungan yang basah seperti teratai.
  • Mesophyta: tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab seperti Anggrek.
  • Tropohyta: tumbuhan yang mampu beradaptasi pada perubahan musim seperti pohon jati.
c.Angin berfungsi sebagai perantara untuk memindahkan bening dan membantu proses penyerbukan.
d. Curah hujan
Wilayah yang curah hujannya tinggi umumnya mempunyai tingkat keberagaman flora yang tinggi

2. Faktor edafik atau tanah
Kondisi tanah atau edafik berkaitan dengan kesuburan tanah, semakin subur tanah maka tumbuhan semakin beraneka ragam.

3. Faktor biotik atau makhluk hidup
Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dapat mengubah kondisi lingkungan

4. Faktor geologi

5. Faktor fisiografi
Faktor fisiografi, terutama ketinggian tempat dan morfologi sangat berpengaruh terhadap persebaran flora.
  1. Flora di Indonesia bagian Barat
            Flora yang terdapat di Indoenesia bagian barat ini didominasi oleh vegetasi hutan hujan tropis yang lebat. Hal ini dikarenakan karena wilayah Indonesia bagian barat mempunyai tingkat curah hujan (baca: proses terjadinya hujan) dan juga kelembaban yang tinggi. jenis flora di kawasan ini memiliki kesamaan ciri dengan flora yang ada di benua Asia.
          Untuk mengetahui lebih jelas mengenai flora yang berada di wilayah Indoensia bagian barat, kita akan melihat dari ciri- ciri yang dimiliki oleh flora tersebut. Beberapa ciri dari flora tipe Asiatis ini antara lain sebagai berikut:
  • Mempunyai jenis- jenis kayu yang berharga
  • Selalu hijau sepanjang tahun
  • Jenis pohon yang tumbuh bersifat heterogen
  • Terdapat spesies flora endemik
KANTUNG SEMAR
              Kantung semar merupakan tumbuhan yang tumbuh di daerah tropis yang mempunyai bentuk yang sangat unik. Keunikan bentuk tumbuhan ini berada pada kantungnya yang menggantung pada seutas sulur yang berbentuk spiral, dan keluar dari ujung daun. Selian bentuknya, keunikan lainnya juga dilihat dari corong yang berisi cairan. Di dalam cairan tersbeut kita bisa menemukan beragam serangga. Hal ini karena kantong semar menggunakan keistimewaan tersebut untuk menarik perhatian serangga. Apabila ada serangga yang berada di atas kantong semar, maka secara otomatis kantong semar akan megatupkan mulut kantungnya, seringga serangga tersebut terperangkap di dalam kantungnya. Dengan demikian serangga tersbeut pasti akan mati di dalam kantong tersebut.

KANTUNG SEMAR
             
          Tanaman ini memiliki penyebaran yang sangat luas dari pinggir pantai sampai dataran tinggi, karena inilah nepenthes dibagi dalam dua jenis yaitu jenis dataran tinggi dan jenis dataran rendah, walau kebanyakan spesies tumbuh di dataran tinggi. Spesies yang tercatat tumbuh di ketinggian paling tinggi adalah N. lamii yaitu di ketinggian 3,520 m.
          Kebanyakan spesies tumbuh di tempat dengan kelembaban tinggi dan cahaya dengan tingkat menengah hingga tinggi. Beberapa spesies seperti N. ampullaria tumbuh di tempat yang teduh dengan tidak terlalu banyak cahaya, sedangkan N. mirabilis tumbuh ditempat yang terbuka dengan cahaya yang berlimpah. Tanah tempat tumbuh nepenthes biasanya miskin hara dan asam. Beberapa spesies tumbuh di tempat yang sangat beracun bagi tanaman lain seperti N. rajah yang tumbuh pada tanah dengan kandungan logam berat dan N. albomarginata yang tumbuh pada pantai berpasir di zona yang terkena siraman air laut, beberapa spesies tumbuh epifit seperti N. inermis yang tumbuh tanpa bersentuhan dengan tanah.

        2. Flora di Indonesia bagian Tengah
              Flora dan juga fauna yang berada di wilayah Indonesia bagian tengah ini disebut juga dengan flora tipe Peralihan. Mengapa dinamakan tipe peralihan? Hal ini tentu saja karena letaknya yang berada di antara tipe Asiatis dan juga tipe Australis. Peralihan yang berada di tengah- tengah pun terpenagruh oleh kedua kubu yang berada di kanan kirinya.
                   Flora di wilayah Indonesia tengah juga mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan flora di wilayah Indonesia Timur dan juga wilayah Indonesia barat. Adapun ciri- ciri dari flora yang berada di wilayah Indonesia bagian barat antara lain sebagai berikut:
  • Memiliki ukuran daun yang kecil
  • Tumbuhannya memiliki ukuran kecil
  • Tumbuhannya memiliki daun yang pendek
  • Tumbuh di Indonesia.
Cengkeh

CENGKEH
               
              Cengkeh ( Cyxygium aromaticum ) adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkih ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar; selain itu juga dibudidayakan di Zanzibar, India, dan Sri Lanka. Di Indonesia ada tiga jenis cengkeh, yaitu cengkeh siputih, cengkeh sikotok, dan cengkeh zanzibar. Jenis zanzibar adalah yang paling baik karena bunganya besar dan banyak.Cengkeh dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai ketinggian 900 m, tanahnya gembur, suhunya 20 C – 30 C, dan curah hujan 2.000 – 3.000 mm/tahun.
Tanaman cengkeh di Indonesia terdapat di:
  • Sumatera: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung;
  • Jawa: Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur;
  • Sulawesi: Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan;
  • Bali;
  • Maluku.
          3. Flora di Indonesia bagian Timur
         Flora Indonesia Timur ini terletak di dekat Benua Australia sehingga dikenal dengan tipe Australis. Sama seperti fauna Tipe Asiatis yang mirip dengan flora fauna di Asia, maka flora fauna tipa Australis juga dipengaruhi oleh flora dan fauna yang berada di benua Australia. Flora di wilayan ini juga mempunyai ciri- ciri khusus. adapun ciri- ciri flora tipe Australis ini antara lain adalah sebagai berikut:
  • Terletak di dangkalan Sahul atau paparan Sahul
  • Terdapat di sekitar wilayah Papua dan Maluku
  • Memiliki daun paralel
  • Memiliki daun yang panjang
            Matoa
          
MATOA

        Matoa merupakan salah satu contoh dari spesies flora tipe Australis. Matoa merupakan buah khas Papua yang memiliki pohon besar. Pohon Matoa ini mempunyai tinggi hingga 18 meter. Pohon Matoa akan tumbuh baik di daerah yang mempunyai kondisi tanah kering dengan lapisan tanah yang ukurannya tebal. Pohon Matoa ini mempunyai daun majemuk berseling, bersirip genap, dan memiliki tangkai daun yang panjang, yakni sekitar 1 meter. Pohon Matoa juga memiliki anak daun 4 hingga 13 dengan bentuk yang bundar memanjang dan bergerigi. Buah Matoa memiliki bentuk bulat dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Buah ini bisa berwarna hijau maupun berwarna kecoklatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ULANGAN HARIAN BIOSFER (ESSAY)

18. Taman Nasional Bunaken terletak di propinsi.... A. Maluku B. Lampung C. Banten D. Sulawesi Utara E. Papua PEMBAHASAN: ...